yakni kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana

Untuk bayar itu duitnya dari tarif. Kalau dibeli oleh penumpang, bersyukur. Kalau tidak terbeli, kelangsungan bisnis KAI repot,” katanya.
Deddy melanjutkan, kenaikan TAC dikembalikan oleh KAI sebagai operator sarana. Sehingga biaya kenaikan juga ditanggung oleh pengguna kereta.
Alasan ketiga, yakni kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (Infrastructure Maintenance and Operation) atau IMO harus dibayarkan ke KAI belum dibayarkan APBN. Kekurangan IMO dari APBN diperkirakan sekitar Rp 2,5 triliun.
Di sisi lain, lanjut Deddy, dampak tidak langsung kenaikan tarif kereta adalah beban KAI mengurusi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJC). Meski mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN), Deddy menduga PT KAI menombok biaya pembangunan terlebih dahulu.
“Juga LRT Jabodebek, PT KAI mengoperasikan. (Biaya awal ditanggung juga),” tuturnya.
KAI Buka Suara
VP Public Relations KAI, Joni Martinus, mengungkapkan tiket kereta api memang bisa naik atau turun. Ia merasa saat ini harga tiket juga masih sesuai.
“Tarif kereta api komersial sifatnya fluktuatif menyesuaikan dengan demand dari pelanggan. Tarifnya juga kami pastikan selalu berada dalam https://dokteranak.org/ Tarif Batas Bawah (TBB) dan Tarif Batas Atas (TBA) yang telah ditetapkan,” kata Joni saat dihubungi, Jumat (6/1).
“Adapun untuk kereta api yang sifatnya PSO atau mendapatkan Public Service Obligation, tarifnya selalu tetap sesuai dengan tarif yang telah ditentukan oleh pemerintah,” tambahnya.
Joni menjelaskan pihaknya sudah memberikan alternatif dengan menjual tiket ke berbagai tujuan dalam berbagai kelas dan subkelas. Menurutnya, hal itu agar pelanggan dapat memilih tarif yang diinginkan sesuai kebutuhan.
Joni menuturkan KAI juga sering memberikan keringanan bagi pelanggan dengan memberikan promo atau diskon tiket.
Masyarakat Keluhkan Harga Tiket Kereta Api Mahal, Begini Respons KAI
Masyarakat mengeluhkan mahalnya harga tiket kereta api. Melalui media sosial, mereka menyampaikan unek-uneknya karena menganggap harga tiket kereta api saat ini memberatkan.
Bagaimana respons PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengenai keluhan tersebut?VP Public Relations KAI, Joni Martinus, mengungkapkan tiket kereta api memang bisa naik atau turun. Ia merasa saat ini harga tiket juga masih sesuai.
“Tarif kereta api komersial sifatnya fluktuatif menyesuaikan dengan demand dari pelanggan. Tarifnya juga kami pastikan selalu berada dalam Tarif Batas Bawah (TBB) dan Tarif Batas Atas (TBA) yang telah ditetapkan,” kata Joni saat dihubungi, Jumat (6/1).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *